SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
1. Apa itu Sistem Informasi
Akuntansi (SIA)?
Berikut beberapa pengertian Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) menurut para ahli:
a) Pengertian sistem informasi
akuntansi dalam bukunya “Sistem Akuntansi”, Edisi ke-3, Jakarta, Salemba Empat,
2001, Mulyadi menyatakan bahwa: “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa berfungsi menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.”
b) “Sistem Informasi Akuntansi
merupakan kumpulan sumber daya seperti: manusia dan peralatan yang diatur
sedemikian rupa untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi akuntansi yang
dibutuhkan oleh para penggunanya” Menurut George H. Bodnar dan William S.
Hopwood yang ditulis pada tahun 1996.
2. Mengapa mempelajari SIA?
a) Karena Informasi sangat
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
b) SIA digunakan untuk melakukan
kontrol terhadap Aset yang dimiliki organisasi tersebut.
c) Menyiapkan data data keuangan dan
non keuangan untuk menjadi informasi yang akurat guna pengambilan keputusan.
3. Peran SIA dalam Rantai Nilai
Pada umumnya organisasi bertujuan
menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal tersebut membutuhkan pelaksanaan
berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan dapat dikonseptualisasikan dalam
bentuk rantai nilai (value chain). Rantai nilai organisasi terdiri dari lima
aktivitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai
kepada para pelanggannya, yaitu:
1. Inbound logistics
Terdiri dari penerimaan,
penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi
untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations)
Adalah aktivitas-aktivitas yang
mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah jadi.
3. Outbond logistics
Adalah aktivitas-aktivitas yang
melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan
Mengarah pada aktivitas-aktivitas
yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk
yang dihasilkan organisasi.
5. Pelayanan (service)
Memberikan dukungan pelayanan
purna jual kepada para pelanggan.
4. SIA dan Strategi Korporat
• Strategi dan Posisi Strategis
Ada 2 strategi
dasar bisnis yang dapat diikuti oleh perusahaan, berdasarkan argumentasi
seorang professor bisnis di Harvard, Michael Porter. yaitu:
1. Strategi
diferensiasi produk memerlukan penambahan beberapa fitur atau pelayanan atas
produk Anda yang tidak diberikan oleh para pesaing. Dengan melakukan hal ini,
perusahaan akan dapat menetapkan harga premium ke para pelanggannya.
2. Strategi biaya
rendah (low-cost) memerlukan perjuangan untuk menjadi penghasil suatu produk
atau jasa yang paling efisien.
Porter
menggambarkan 3 posisi strategi dasar, yaitu :
1. Posisi
strategis berdasar keanekaragaman (variety-based) melibatkan produksi atau
penyediaan sebagian dari produk atau jasa dalam industri tertentu. Contoh:
Jiffy Lube International adalah perusahaan yang mengadopsi posisi strategis
berdasar keanekaragaman, dimana perusahaan tersebut tidak menyediakan jasa
perbaikan mobil yang beranekaragam, tetapi mereka berfokus pada jasa ganti oli
dan pelumas.
2. Posisi
strategis berdasar kebutuhan (needs-based) melibatkan usaha untuk melayani
hampir seluruh kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu. Termasuk didalamnya
adalah mengidentifikasi target pasar. Sebagai contoh : sebuah perusahaan yang
memfokuskan pada para pensiunan.
3. Posisi
strategis berdasar akses (access-based) melibatkan sebagian pelanggan yang
berbeda dari pelanggan lainnya dalam hal faktor-faktor seperti lokasi geografis
atau ukuran. Hal ini menimbulkan perbedaan kebutuhan dalam melayani para
pelanggan tersebut. Contoh : Perusahaan Edward Jones mengadopsi posisi strategis
berdasar akses, dimana kantor pialang sahamnya sebagan besar terletak di
kota-kota kecil yang tidak dilayani oleh kantor pialang lainnya yang lebih
besar.
• Teknologi
Informasi dan Strategi Bisnis
Perkembangan
teknologi informasi dapat mempengaruhi strategi. Perkembangan internet sangat
mempengaruhi cara berbagai tahapan rantai nilai dilaksanakan. Contoh: untuk
produk-produk yang dapat diubah menjadi data digital, internet memungkinkan
organisasi untuk secara signifikan mempersingkat aktivitas inbound dan outbond
logistics mereka.
Selain secara
langsung mempengaruhi cara-cara organisasi menjalankan aktivitas-aktivitas
rantai nilai mereka, internet juga dapat secara signifikan mempengaruhi baik
strategi dan posisi strategis. Contoh: internet secara dramatis dapat
mengurangi biaya, dan karenanya membantu perusahaan mengimplementasikan
strategi biaya rendah (low-cost strategy). Akan tetapi, jika setiap perusahaan
dalam industri tertentu mempergunakan internet untuk mengadopsi strategi biaya
rendah, maka pengaruhnya akan problematis. Bahkan, salah satu hasil yang
mungkin terjadi adalah persaingan harga yang ketat antar-perusahaan. Apabila
hal ini terjadi, hasil dari penghematan biaya yang diberikan oleh internet akan
diperoleh para pelanggan, bukan dikuasai oleh perusahaan dalam bentuk laba
tinggi. Lebih jauh lagi, karena setiap perusahaan dapat mempergunakan internet
untuk mempersingkat aktivitas-aktivitas rantai nilainya, sepertinya tidak
mungkin perusahaan dapat menggunakan internet untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan jika dihadapkan dengan para pesaingnya. Oleh
karena itu, begitu sebagian besar perusahaan dalam suatu industri mulai
mengintegrasikan secara penuh internet ke dalam rantai nilai mereka,
pengaruhnya mungkin adalah mendorong perusahaan untuk bergeser dari mengikuti
strategi biaya rendah, ke semacam bentuk strategi diferensiasi produk.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar